Split album yang dikerjakan oleh Sorrow dan Suffer. Masing masing dengan style yang berbeda. 2 track awal merupakan karya dari Sorrow. Alunan monolog lo-fi audio yang depresif menusuk membran telinga. Seperti sedang berada di taman bermain anak anak yang telah lama kosong dan dilupakan, sick !. Setelah track berjudul Witch Plague dari Sorrow, telinga dihantam godam dari bebunyian dari 2 track yang dilontarkan oleh Suffer, lugas dan liar.
Bedebah atau disingkat BDBH, adalah proyek bebunyian yang dioperasikan oleh Tri Wahyuliyanto. Proyek ini sebenarnya sudah eksis di tahun 2015. Perlu waktu bertahun tahun meyakinkan proyek ini untuk akhirnya berani merilis karyanya. Konsep awalnya adalah mencoba memadukan teks-teks jawa kuno seperti Jangka Jayabaya, Serat Centhini dengan musik noise. Menurut Tri Wahyulianto, Bedebah terbentuk karena banyaknya anak muda yang apatis dengan literasi Jawa, walaupun sebenarnya adalah otokritik. Padahal, banyak pelajaran yang tersurat maupun tersirat dari literatur-literatur Jawa ini.
Bunyi yang kasar dan cenderung lo fi dikarenakan dalam proses perekaman materi yang dilakukan secara sederhana, yakni dengan menggunakan mini voice recorder, menjadikan proyek ini menarik, karena dalam pengarsipan bunyi bunyian, bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan yang terbatas.
Wroth adalah duo powerviolence/grindcore yang dibentuk pada tahun 2015. Dua orang yang menjadi awak dari band ini adalah Reinhard dan Nanang. Terinspirasi dengan musik berkecepatan tinggi semacam Spoonfull of Vicodin dan Iron Lung, band ini membuat raw live demo berjudul Listen to This Angry Demo(n)s. Nama Wroth merujuk pada kemarahan yang mereka luapkan dengan spontan, lirik lirik dibuat dengan tema khas grindcore seperti kemarahan dan emosi meluap terhadap lingkungan, politik dan hal hal negatif yang kerap mereka lihat dan alami.
Saat ini Wroth belum lagi aktif membuat karya, demo ini salah satu yang bisa terselamatkan.
Pendokumentasian karya adalah sebuah hal penting dalam perjalanan sebuah band. Tidak banyak dari mereka yang berani merekam dan mempublikasikan karya mereka yang direkam dengan kualitas lo-fi. Dengan proses rekaman yang dilakukan dengan perlengkapan seadanya yang dipunyai. Sekali lagi kata kuncinya adalah pengarsipan.
Trio Enrio ini adalah salah satunya. Trio yang sama sekali tidak jelas ini (trio tapi beranggotakan lima orang seperti keterangan dalam booklet yang mereka lampirkan). Yang namanya latihan, ya raw recording, tidak berkonsep, free improvisation dan spontanitas yang tidak bisa tertebak. Mungkin rekaman ini 10 tahun lagi akan menjadi penanda sejarah band.
Rilisan mereka sebelumnya bisa diunduh di netlabel Ear Alerts Records.
Dada Nigga, a lo-fi project from Laptop Hooligans
Directly recorded with minimalistic sound. There is no limitation to create music.
And this is the sample of the minimalistic production. And this is a real challenge to everyone. Download all track here
The Anti-Gluttony Door in Portugal’s Alcobaça Monastery Shamed Plump Monks to Start Fasting ift.tt/3igNlXbmindblastworks 22 hours ago
David Lynch’s Projection Instructions for Mulholland Drive (2001) ift.tt/3qgAVBomindblastworks 1 day ago
Why Should You Read Toni Morrison’s Beloved? An Animated Video Makes the Case ift.tt/2XEMFkXmindblastworks 1 day ago
The CIA Has Declassified 2,780 Pages of UFO-Related Documents, and They’re Now Free to Download ift.tt/3qjyH4fmindblastworks 1 day ago
How the Bicycle Helped Usher in the Women’s Rights Movement (Circa 1890) ift.tt/3oP742Umindblastworks 2 days ago
Should You Race Back to Theaters When It’s Safe? Pretty Much Pop: Culture Podcast (#77) on the Big Screen Experience ift.tt/3oIiEg3mindblastworks 2 days ago